Batman Begins - Help Select
sELAMAT DATANG SUKSES TRUS YAA^^ GOD BLESS YOU
HAVE FUNN JGN GALAU TRUS YAA HAHA^^

Kamis, 12 Desember 2013

Sejarah lagu anak

1. Sejarah Lagu Anak

Kalian pasti masih pada lagu anak-anak jaman dahulu seperti, "Balonku", "Pelangi", "Naik-naik ke Puncak Gunung", "Burung Kakak Tua", dll. Semua lagu itu sering kita dengar dan lantunkan saat masih kecil dan duduk di bangku Taman Kanak-Kanak (TK). Lagu-lagu tersebut juga sampai sekarang masih terdengar di setiap Taman Kanak-Kanak (TK) atau di Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). 

Padahal pada Era Tahun 1900an, banyak sekali beredar dan diluncurkan album lagu-lagu anak yang nge-top, dengan banyak sekali penyanyi cilik seperti Bondan Prakosa dengan albumnya “Lumba-lumba”, Enno Lerian dengan “Malas Bersih-bersih”, Trio Kwek-kwek dengan “Si Jago Mogok”, Laura Dacosta dengan “Anak Jalanan”, Kak Seto (Si Komo) dengan “Si Komo Lewat”, Joshua dengan “Diobok-obok”. Lagu-lagu tersebut sangat banyak dikenal dikalangan anak-anak TK dan SD, karena memang lagunya sangat bagus dan beberapa diantaranya (tidak semua) mengandung nilai pendidikan dan nilai moral. Dari sisi promosi pun, banyak perusahaan rekaman lagu anak-anak bersedia mengeluarkan biaya yang tidak kecil.

Lagu-lagu anak yang pernah muncul dikalangan anak-anak tersebut, memang sempat naik daun. Namun entah mengapa, pada tahun 2000an lagu-lagu anak seakan-anak lenyap dari peredaran dan lama kelamaan anak-anak cenderung lebih memilih lagu-lagu Pop Dewasa sebagai lagu favorit mereka. Anak-anak yang dulu dengan mudah hafal lagu-lagu anak, hingga saat ini lebih hafal lagu-lagu Pop Dewasa yang kebanyakan bertemakan “Cinta”.

Para pencipta lagu anak, yang pernah terkenal seperti Ibu Kasur, Papa T-Bob, dan lain-lain, seakan-akan menghilang dan tidak pernah muncul kembali. Selain itu, tidak ada lagi pencipta-pencipta lagu yang terkenal. Generasi penerus para pencipta lagu dan penyanyi cilik yang nge-top pun tidak ada lagi. Mungkin pada zaman ini, ada banyak pula muncul pencipta lagu-lagu anak, namun nama mereka tidak sebesar Ibu Kasur dan Papa T-Bob. Beberapa penyanyi cilik juga mulai bermunculan, namun eksistensi mereka kurang banyak mendapat tanggapan yang baik dari anak-anak. Soal selera terhadap lagu-lagu anak, anak-anak lebih cenderung memilih dan mengenal lagu anak dari luar negeri (berbahasa Inggris), seperti “Old Mac Donald” atau “Twinkle-twinkle Little Star”.





2. Kualitas Lagu Anak


Syair lagu anak-anak mendidik ke arah yang positif, misalnya menyayangi orang tua, menyayangi teman, menyayangi tumbuhan atau binatang, cinta tanah air, ataupun contoh-contoh perilaku yang baik.
Adapun ciri lagu anak-anak adalah sebagai berikut: bentuk lagu sederhana, syair lagu tidak terlalu panjang sehingga anak-anak tidak mengalami kesulitan dalam menyanyikannya, tema yang digunakan sesuai dengan jiwa anak-anak, bahasa yang digunakan sederhana, tidak menggunakan kata kiasan, nada yang digunakan tidak melebihi 10 nada, biramanya ceria dan lembut.
Lagu anak adalah lagu yang pantas didengarkan dan dinyanyikan untuk anak-anak, dan selalin mengandung unsure hiburan, akan lebih baik jika mengandung unsur pendidikan juga.

Kualitas dari sebuah lagu anak-anak bisa dilihat dari segi: 

1. Nada/bit : 
Fun (menyenangkan dan lucu), tidak terlalu keras dan Bit yang terlalu cepat (seperti music rock, apalagi underground)

2. Lirik:
Mudah dipahami : Menggunakan kata-kata yang sederhana dan tidak terlalu panjang (Terutama lagu yang mengandung nilai pendidikan dan moral), boleh panjang asalkan mengandung sebuah cerita yang menarik dan mudah dipahami anak-anak, dan memiliki kata-kata yang berbobot .

3. Tema lagu:
_ Mengandung pesan moral yang berguna bagi anak-anak (kebaikan, persahabatan, kerajinan, dll), dan tidak mengandung hal-hal yang hanya diperuntukkan untuk orang-orang dewasa (cinta, selingkuh, pertengkaran).
_Mengandung nilai pendidikan (sarana mempermudah anak-anak untuk belajar tentang sebuah materi mata pelajaran tertentu (misalnya, lagu balonku: tentang warna).

4. Atraktif:
Bisa mengajak anak-anak untuk bergerak (menari, olah raga, bertepuk tangan dan menggerakkan bagian tubuh mereka).

5. “Dewasa” tapi tidak cengeng. 
Dewasa: Mengajarkan hal-hal yang baik, yang biasa diberikan orang dewasa kepada anak-anak.
Tidak Cengeng: karena bisa membuat anak-anak kehilangan semangat di masa kecilnya dan melemahkan mental anak-anak. Karena dunia anak-anak adalah dunia yang seharusnya penuh keceriaan.

6. Tidak menimbulkan kerancuan saat diinterpretasi.
Seperti yang pernah terjadi pada lagu anak-anak jaman dahulu. Kadang mengandung kerancuan makna.

7. Disukai anak-anak (nada, lirik, gerakan, penyanyi, dll)

0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...